Isak tangis orang dewasa tidaklah sama dengan tangisan anak kecil. Menangis bukanlah aib, bukan pula pintu kesengsaraan. Terkadang tangisan dapat menghidupkan hati, menghapus kesalahan dan mendatangkan ampunan ar-Rohman. Dan jangan dikira tertawa atau menertawakan sesuatu adalah hal yang sepele. Apalagi yang menjadi bahan lelucon adalah syari’at Islam yang mulia. Dalam Islam, tertawa dan menangis ada rambu-rambu syar’inya, namun masih banyak saudara kita belum mengetahuinya. Benarlah bahwa hal-hal yang dianggap remeh oleh sebagian kalangan ternyata jika dikaji secara rinci merupakan hal yang perlu diwaspadai.
“Maka apakah kamu merasa heran terhadap pemberitaan ini? Dan kamu menertawakan dan tidak menangis. Sedangkan kamu melalaikannya? Maka bersujud lah kepada Alloh dan sembahlah (Dia).” (QS. an-Najm 1531: 59-62).
Menangis pada umumnya karena sedih, sakit atau tertimpa musibah. Akan tetapi terkadang karena rasa gembira dan haru, semuanya itu hukumnya boleh asal tidak seperti tangisan jahiliyah.
Menangis terkadang mendapat pahala bila dikarenakan takut siksaan Alloh, seperti orang yang berbuat maksiat lalu dia sadar dan istighfar, atau menangis karena mengingat kebesaran kekuasaan-Nya atau berharap rohmat dan surga-Nya. Menangislah karena takut kepada Alloh Ta’ala.
Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam, bersabda :
“Tidaklah masuk neraka orang yang menangis karena takut kepada Alloh.”( HR. Tirmidzi )
Ibnu ‘Ajlan rahimahullah berkata : “Setiap tetesan air mata yang mengalir karena membaca al-Qur’an maka dia dirohmati oleh Alloh Ta’ala.”
Tertawa dapat mengeluarkan seseorang dari iman dan Islam. Tertawa yang tidak terkendali bisa berdampak buruk bagi diri dan orang lain. Sering kita jumpai awalnya orang senda gurau lalu berakhir dengan kebencian dan pertengkaran.
Imam Ibnu Hibban rahimahullah berkata : “Banyak dalil yang menjelaskan larangan tertawa yang berlebih-lebihan, karena sering tertawa pasti berdampak tidak baik.” Kemudian beliau membacakan hadits Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam
“Seandainya kalian mengetahui apa yang aku ketahui, niscaya kalian akan sedikit tertawa dan banyak menangis.”[Shohih Bukhori ]
Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu mengatakan : “Tidak ada hari yang lebih menyedihkan bagi para sahabat dari pada hari itu.” Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata lagi : “Mereka menutupi kepala mereka sambil terdengar isak tangis mereka.” [Shohih Muslim].
Artikel: Kajian Rutin Jum’at pagi MAjelis Ta’lim Al-Qowwam Badiah Riyadh
5 Rabi’u Sani 1437 H / 15 Januari 2016
Kultum Oleh Akh Wawan
www.annurbadiah.com